Minggu, 21 Februari 2010

Woman

29 tahun kesempatan hidup yang diberi Allah, entah berapa lama lagi, yang aku pelajari tentang seorang wanita, hidup akan menempanya jadi pribadi yang kuat, sekuat batu karang, meski diterjang ombak, dia akan tetap berdiri kokoh, menjadi pelindung bagi pesisir pasir yang lemah, mempercantik lautan lepas dengan ragam bentuknya yang indah, memecah ombak yang keras menjadi buih-buih kecil yang lembut.
Dalam setiap langkahnya ada kepastian, dia tak boleh ragu karena dia lah harapan.
Dia adalah matahari,cahaya, pemberi, dengan kulitnya yang berminyak, rambutnya yang tergerai "awut-awutan" atau "jingkrak" saat dia menyapa di pagi hari,namun matanya bersinar, senyumnya mengembang, mencoba memberi tahukan bahwa dia akan selalu ada, semua akan baik-baik saja, agar kau bisa melalui satu hari lagi dalam hidupmu dengan rasa syukur, bahwa kau ada, karena dia (andai kau tahu).
Hidup baginya bukan hanya tentang dia, tapi tentang hidup itu sendiri, namun di luar segala kekuatannya, dia tetap manusia biasa.Batu karang yang tetap membutuhkan kehadiran desir angin yang dapat menyejukannya, matahari yang membutuhkan hujan, agar tercipta pelangi yang indah.
Dia akan cenderung sangat mengkhawatirkan segala hal, meski yang orang lain anggap remeh, karena itu kadang air matanya tak terbendung, namun itu tidak menandakan bahwa dia lemah, itu bukti empatinya, itu kekuatannya, dalam diamnya, tangisnya, takkan berhenti dia memanjatkan do'a, sungguh bukan untuk dia, bukan untuk dia.